Ada kala terjadi pembekuan global yang membuat Bumi mendapat julukan ‘bola salju Bumi’. Peneliti Amerika Serikat (AS) mengungkap fakta mengejutkan di balik itu.
Menurut peneliti, peristiwa yang terjadi ribuan tahun silam itu hampir menyapu bersih kehidupan yang ada di Bumi. Namun ilmuwan University of Washington mengatakan, kehidupan sederhana seperti photosynthetic algae berhasil bertahan hidup.
Kehidupan sederhana itu bertahan di dalam tubuh sempit air yang memiliki karakteristik serupa Laut Merah. Tubuh air sempit dengan panjang 6,5 kali panjang lebarnya ini mampu menciptakan ketahanan fisik agar muncul gletser es.
Lembaran es ini sendiri tak bisa bergerak menuju laut dan gletser yang menciptakan air kecil terbuka itu menjadi tempat bertahan ganggang itu.
“Di kondisi dingin, tak banyak tempat memiliki air cair dan cahaya di satu tempat dan butuh kedua hal itu bagi photosynthetic algae untuk bisa bertahan,” papar peneliti Adam Campbell.
Plankton photosynthetic ditemukan dalam fosil sebelum dan setelah peristiwa ‘bola salju Bumi’. Hal tersebut membuat ilmuwan penasaran mengapa hal itu bisa terjadi di saat Bumi benar-benar terlapisi es secara sepenuhnya.
Hasil riset Campbell menunjukkan, tubuh sempit air bisa memberi tempat bertahan bagi kehidupan.
“Hasil awal menunjukkan, kanal semacam ini tetap ada selama ‘bola salju Bumi’,” tutupnya seperti dilaporkan UPI.link
Tidak ada komentar:
Posting Komentar