Lady Gaga tengah menjadi pembicaraan hangat di Indonesia. Ini terkait dengan penolakan Polda Metro Jaya atas rencana konser perempuan bernama asli Stefani Joanne Angelina Germanotta itu di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGB) Senayan, Jakarta, 3 Juni nanti.
Persoalan yang diperdebatkan adalah mengapa polisi bersikukuh menolak konser yang disebut akan menjadi terbesar di Asia tersebut? Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Untung S Rajab secara spesifik membeberkan bahwa alasan penolakan konser bertajuk The Born This Way Ball ini didasarkan pada pertimbangan keamanan dan pertentangan dengan budaya Indonesia karena sang penyanyi kerap mempertontonkan erotisme.
Dengan alasan inilah dia secara tegas mengancam akan membubarkan konser jika promotor tetap nekat menggelarnya. Benarkah konser Lady Gaga sedemikian gawatnya sehingga berpotensi menimbulkan gangguan keamanan atau bahkan kerusuhan? Atau benarkah Lady Gaga sedemikian tidak bermoralnya sehingga dianggap bertentangan dengan budaya Indonesia? Inilah yang belum sepenuhnya dipahami bukan hanya oleh 44.000 calon penonton yang sudah memesan tiket,tapi juga oleh masyarakat umum.
Polisi tidak menyebut analisis persoalan potensial yang memaksa polisi mengambil sikap supertegas di luar kebiasaan. Berdasar kelaziman konser,kerusuhan biasanya dipicu penonton anarkistis yang memaksa masuk karena tidak punya tiket atau kehabisan tiket.Kondisi semacam ini biasanya terjadi pada konser yang mengundang massa besar. Tapi apakah konser Lady Gaga yang mematok harga tiket mahal akan menjadi seperti yang dikhawatirkan, kiranya sangat berlebihan.
Apalagi dengan latar belakang penonton yang lebih terdidik, walaupun mereka tampil dengan pakaian serbaaneh,perilaku mereka pasti lebih mudah diatur dan tidak beringas.Toh polisi sebelumnya terbukti mampu mengamankan pertandingan bola atau kegiatan partai politik di tempat sama dengan skala jauh lebih besar.
Satu-satunya alasan keamanan potensial yang bisa dipahami hanyalah terkait penolakan sejumlah ormas seperti Front Pembela Islam (FPI) dan beberapa fraksi di DPR.Ketua FPIHabib Rizieq Syihab bahkan sudah mengancam akan membubarkan konser karena menganggap Lady Gaga adalah penyembah iblis yang akan mengikat kerajaan iblis di seluruh dunia. Tuduhan yang disampaikan pimpinan FPI itu barangkali berpangkal pada gaya penampilan sang diva yang nyeleneh seperti menggunakan gaun daging mentah, kerudung merah, rambut singa,dan keanehan lainnya.
Tapi belum tentu gaya aneh tersebut juga menjadi bagian dari kehidupan kesehariannya atau sekadar saat berada di atas panggung seperti halnya ditunjukkan personel band Kuburan di Indonesia. Atau pun jika yang dipersoalkan adalah sisi penampilan erotismenya, di Indonesia banyak penyanyi dangdut yang biasa pentas di daerah dan di ruang terbuka penampilannya jauh lebih erotis dan mengundang syahwat. Atau mungkin juga yang dipersoalkan adalah sisi lirik yang bertentangan dengan nilai agama.
Tapi, beberapa lirik lagu musisi cadas dunia yang pernah tampil di Tanah Air punya isi yang jauh lebih parah. Lantas mengapa hanya Lady Gaga yang dicekal? Seharusnya, polisi tidak tunduk pada kemauan satu atau dua kelompok. Jika kemudian ada risiko keamanan, sudah menjadi kewajiban polisi untuk mengamankannya. Ataupun jika polisi berniat mengantisipasi, mestinya pelarangan sudah jauh disampaikan sebelum tiket dijual sehingga tidak merugikan siapa pun. Seharusnya, polisi tidak bersikap kaku dan mau mendengar aspirasi kalangan masyarakat lain.
Dengan demikian, pilihan sikap yang diambil bukanlah serta-merta mengancam membubarkan konser Lady Gaga, tetapi memberi batasan. Misalnya melarang Lady Gaga tampil erotis dan menyanyikan lagu kontroversial. Merespons tingginya antusiasme fansnya, Lady Gaga pasti tidak akan berkeberatan.link
Persoalan yang diperdebatkan adalah mengapa polisi bersikukuh menolak konser yang disebut akan menjadi terbesar di Asia tersebut? Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Untung S Rajab secara spesifik membeberkan bahwa alasan penolakan konser bertajuk The Born This Way Ball ini didasarkan pada pertimbangan keamanan dan pertentangan dengan budaya Indonesia karena sang penyanyi kerap mempertontonkan erotisme.
Dengan alasan inilah dia secara tegas mengancam akan membubarkan konser jika promotor tetap nekat menggelarnya. Benarkah konser Lady Gaga sedemikian gawatnya sehingga berpotensi menimbulkan gangguan keamanan atau bahkan kerusuhan? Atau benarkah Lady Gaga sedemikian tidak bermoralnya sehingga dianggap bertentangan dengan budaya Indonesia? Inilah yang belum sepenuhnya dipahami bukan hanya oleh 44.000 calon penonton yang sudah memesan tiket,tapi juga oleh masyarakat umum.
Polisi tidak menyebut analisis persoalan potensial yang memaksa polisi mengambil sikap supertegas di luar kebiasaan. Berdasar kelaziman konser,kerusuhan biasanya dipicu penonton anarkistis yang memaksa masuk karena tidak punya tiket atau kehabisan tiket.Kondisi semacam ini biasanya terjadi pada konser yang mengundang massa besar. Tapi apakah konser Lady Gaga yang mematok harga tiket mahal akan menjadi seperti yang dikhawatirkan, kiranya sangat berlebihan.
Apalagi dengan latar belakang penonton yang lebih terdidik, walaupun mereka tampil dengan pakaian serbaaneh,perilaku mereka pasti lebih mudah diatur dan tidak beringas.Toh polisi sebelumnya terbukti mampu mengamankan pertandingan bola atau kegiatan partai politik di tempat sama dengan skala jauh lebih besar.
Satu-satunya alasan keamanan potensial yang bisa dipahami hanyalah terkait penolakan sejumlah ormas seperti Front Pembela Islam (FPI) dan beberapa fraksi di DPR.Ketua FPIHabib Rizieq Syihab bahkan sudah mengancam akan membubarkan konser karena menganggap Lady Gaga adalah penyembah iblis yang akan mengikat kerajaan iblis di seluruh dunia. Tuduhan yang disampaikan pimpinan FPI itu barangkali berpangkal pada gaya penampilan sang diva yang nyeleneh seperti menggunakan gaun daging mentah, kerudung merah, rambut singa,dan keanehan lainnya.
Tapi belum tentu gaya aneh tersebut juga menjadi bagian dari kehidupan kesehariannya atau sekadar saat berada di atas panggung seperti halnya ditunjukkan personel band Kuburan di Indonesia. Atau pun jika yang dipersoalkan adalah sisi penampilan erotismenya, di Indonesia banyak penyanyi dangdut yang biasa pentas di daerah dan di ruang terbuka penampilannya jauh lebih erotis dan mengundang syahwat. Atau mungkin juga yang dipersoalkan adalah sisi lirik yang bertentangan dengan nilai agama.
Tapi, beberapa lirik lagu musisi cadas dunia yang pernah tampil di Tanah Air punya isi yang jauh lebih parah. Lantas mengapa hanya Lady Gaga yang dicekal? Seharusnya, polisi tidak tunduk pada kemauan satu atau dua kelompok. Jika kemudian ada risiko keamanan, sudah menjadi kewajiban polisi untuk mengamankannya. Ataupun jika polisi berniat mengantisipasi, mestinya pelarangan sudah jauh disampaikan sebelum tiket dijual sehingga tidak merugikan siapa pun. Seharusnya, polisi tidak bersikap kaku dan mau mendengar aspirasi kalangan masyarakat lain.
Dengan demikian, pilihan sikap yang diambil bukanlah serta-merta mengancam membubarkan konser Lady Gaga, tetapi memberi batasan. Misalnya melarang Lady Gaga tampil erotis dan menyanyikan lagu kontroversial. Merespons tingginya antusiasme fansnya, Lady Gaga pasti tidak akan berkeberatan.link
Tidak ada komentar:
Posting Komentar