Translate

Rabu, 20 Februari 2013

Begini Cara Ampuh Menangkal Meteor dan Asteroid

Begini Cara Ampuh Menangkal Meteor dan Asteroid
Jatuhnya meteor di Chelyabinsk, Rusia, pada Jumat pekan lalu membuat banyak penduduk dunia terhenyak. Sejumlah negara--terutama Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Rusia--menilai serangan batuan angkasa harus semakin diwaspadai. Sebuah konferensi ilmiah segera digelar di Wina, Austria, untuk merumuskan cara paling ampuh menangkal serangan asteroid dan meteor.

Dalam konferensi yang digelar Senin, 18 Februari 2013, Konsorsium NEO yang didanai Uni Eropa, misalnya, menjelaskan beberapa gagasan. Konsorsium ini khusus dibentuk untuk menemukan cara terbaik menangani benda angkasa yang meluncur ke Bumi.

Salah satu cara yaitu menciptakan mesin "penabrak kinetik" untuk melontarkan pesawat antariksa berukuran besar ke asteroid yang sedang melayang menuju Bumi. Pesawat ditabrakkan ke asteroid dengan tujuan mengubah jalur asteroid. Cara ini diharapkan mampu mencegah asteroid meluncur ke Bumi.

Konsorsium juga mengkaji penggunaan "traktor gravitasi" dengan cara memarkir pesawat antariksa berukuran besar di dekat batuan angkasa yang melayang ke atmosfer Bumi. Pesawat dengan mesin pendorong itu akan menggiring batuan angkasa menjauhi Bumi memanfaatkan gaya gravitasi lemah sebagai tali derek kosmik.

"Meledakkan bom nuklir pada atau dekat asteroid akan menjadi metode pilihan terakhir," kata perwakilan konsorsium seperti dikutip Reuters, Selasa, 19 Februari 2013.

Sebuah tim khusus PBB yang berurusan dengan obyek dekat Bumi (NEOs) mengusulkan dibentuknya Jaringan Peringatan Asteroid Internasional, sebuah jaringan global yang berfokus pada misi antariksa untuk menangani ancaman dan dampak bencana akibat serangan benda angkasa.

Timothy Spahr, Direktur Minor Planet Center di Observatorium Astrofisik Smithsonian, lembaga yang mengumpulkan data asteroid, menyerukan dilakukannya penelitian dengan survei inframerah berbasis ruang. Cara ini diyakini lebih cepat dan efektif untuk mendeteksi benda-benda angkasa yang beredar di sekeliling Bumi.

Konferensi tidak hanya berfokus pada cara menangkal benda angkasa. Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) dan Badan Antariksa Eropa (ESA) memperingatkan bahwa manusia juga harus mempersiapkan diri terhadap dampak yang tidak dapat dihindari dari serangan meteor dan asteroid. "Harus ada prosedur untuk evakuasi besar-besaran," ujar mereka.

Detlef Koschny, peneliti dari Space Situational Awareness ESA, mengatakan secara terpisah bahwa saat ini terdapat teknologi yang memungkinkan untuk memperkirakan zona terkena dampak jika batuan angkasa benar menghantam Bumi. "Cukup dengan pemberitahuan beberapa jam sebelumnya," kata peneliti yang bertanggung jawab mengawasi aktivitas obyek dekat Bumi.

Ia mencontohkan sebuah benda angkasa yang menghantam gurun di Sudan, Afrika, pada 2008. Kedatangan benda angkasa itu terdeteksi hanya 20 jam sebelum menghunjam gurun. Namun zona dampak awal akibat hantaman sejauh radius 2.000 kilometer dapat diperkirakan dalam beberapa jam setelah benda itu terdeteksi.

Dalam kasus serupa di masa mendatang, Koschny mengatakan, otoritas sipil akan dapat memberitahu penduduk di zona terkena dampak untuk menjauh dari jendela, kaca, atau struktur lainnya yang dapat membahayakan. "Warga diberitahu untuk tetap di dalam rumah," katanya.

Cara lain sedang dikembangkan para ilmuwan ESA di Darmstadt, Jerman. Mereka berencana melakukan pengamatan untuk memantau langit malam menggunakan teleskop khusus. Teleskop ini mampu secara otomatis mendeteksi benda angkasa sebelum mereka memasuki atmosfer Bumi.tempo


Tidak ada komentar:

Posting Komentar