Pengamat teknologi informasi Nathan Gusti Ryan menilai munculnya jurnal ilmiah dengan nama penulis Inul Daratista dan Agnes Monica bukan hasil dari aksi peretasan (hacking). Menurut dia, "jurnal Inul" dapat terbit lantaran kelalaian redaksi pengelola jurnal ilmiah.
"Ini bukan dalam konteks hacking. Tapi lebih mengarah ke pencurian karya orang lain yang kemudian dikutip, disadur dan diterbitkan di tempat lain," kata Nathan ketika dihubungi, Rabu 29 Agustus 2012.
Ia mengatakan aksi mengganti nama penulis dan institusi asal penulis dalam jurnal ilmiah sangat mungkin dilakukan siapa saja, bahkan oleh orang awam sekalipun. Dengan kecanggihan teknologi seperti sekarang, setiap orang bisa mengkopi tulisan atau artikel orang lain, lalu mengedit dan mempublikasikannya lewat jurnal ilmiah.
"Kalau tidak pernah diapprove tapi tiba-tiba muncul, ya, bisa jadi karena hacking. Tapi jika sudah dapat approval (izin) berarti mereka yang kurang teliti," ujarnya.
Motif di belakang aksi edit nama penulis juga bisa bermacam-macam. Ada pelaku yang memang profesional mencari keuntungan dari karya-karya ilmiah orang lain. Mereka ini kerap disebut mafia intelektual. Ada pula pelaku yang sekadar iseng ingin membuktikan kualitas review jurnal ilmiah tertentu.
"Mereka sengaja menguji seberapa teliti jurnal tersebut," ujar pria yang menjuluki diri sebagai aktivis white hacker ini. Aksi negatif ini bisa dilakukan oleh pelaku secara langsung, maupun seseorang yang punya motif dan memanfaatkan jasa peretas untuk melakukannya.
Nathan mengatakan, menjerat pembuat "jurnal Inul" bukanlah perkara gampang. Namun menelusuri asal pengirimnya dapat dilakukan, yakni dengan melacak email atau IP address. "Kalau pengirimnya tidak terlacak, misalnya memakai IP hider atau IP proxy, berarti niatnya sudah enggak bener sejak awal," katanya.link
Translate
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar